HATI: SINGGASANA TUHAN YANG TAK LAYAK DIISI SELAIN-NYA
Di dalam diri manusia, ada sebuah ruang yang tidak kasat mata. Ia tidak tampak oleh teleskop, tak bisa diteliti oleh mikroskop, dan tak terdeteksi oleh teknologi secanggih apa pun. Tapi justru di sanalah letak keajaiban terbesar ciptaan Tuhan: itulah hati.
Hati bukan sekadar pusat rasa, ia adalah singgasana Tuhan, tempat bersemayamnya kesadaran tertinggi, cinta sejati, harap terdalam, dan doa-doa paling jujur. Tuhan menciptakan hati dengan kedalaman dan keluasan yang tak terhingga, agar ia sanggup menampung-Nya secara ruhani.
“Aku Ciptakan Hati Manusia untuk Menampung-Ku”
Kalimat ini menggambarkan betapa agungnya hati manusia. Langit tak sanggup, bumi tak kuat, tapi hati seorang mukmin — yang bersih, tulus, dan ikhlas — bisa menjadi tempat turunnya cahaya Tuhan.
“Langit dan bumi-Ku tidak dapat menampung-Ku, tetapi hati hamba-Ku yang mukmin dapat menampung-Ku.”
(Hadis Qudsi – makna ruhani)
Artinya, ketika hati seseorang dipenuhi oleh dzikir, ikhlas, dan cinta hanya kepada Allah, maka Tuhan Hadir — bukan secara fisik, tapi melalui rasa, makna, dan ketenangan yang tak tergambarkan.
Hati: Tempat yang Tak Layak Diisi Selain Tuhan
Hati diciptakan untuk Tuhan. Maka ketika hati mulai diisi oleh:
- Ambisi dunia yang melalaikan,
- Cinta berlebihan pada makhluk,
- Ketergantungan pada hal yang fana,
maka hati itu mulai ternoda. Bukan hanya menjadi sempit dan gelap, tapi juga kehilangan arah. Dan yang paling berbahaya: Tuhan tidak berkenan tinggal di hati yang tidak murni.
Inilah pesan pentingnya:
Sedikit saja hati menoleh ke selain Tuhan, cinta itu tak lagi murni. Dan kemurnian adalah syarat utama dalam mencintai-Nya.
Tuhan Bisa Murka Jika Hati Tidak Dijaga
Murka Tuhan bukan sekadar emosi, tapi konsekuensi keadilan-Nya. Tuhan tidak menciptakan hati untuk menjadi tempat sampah dunia. Jika kita mengisinya dengan segala sesuatu selain-Nya, lalu mengharapkan kedamaian — itu seperti berharap cahaya dari pelita yang dipenuhi lumpur.
Dan benar, Tuhan telah menciptakan Neraka, sebagai bentuk manifestasi murka-Nya. Ia sudah ada, di suatu tempat yang tidak kita kuasai untuk tahu. Neraka bukan hanya tempat masa depan, tetapi peringatan bahwa hidup tanpa Tuhan hari ini adalah awal dari siksaan yang lebih besar esok hari.
💡 Lalu, Apa yang Harus Kita Lakukan?
- Kosongkan hati dari selain Tuhan.
- Bebaskan ia dari dendam, cinta dunia, dan ketergantungan pada manusia.
- Isi hati dengan dzikir dan cinta Ilahi.
- Sebut nama-Nya. Kenang kebaikan-Nya. Menangislah dalam doa kepada-Nya.
- Jaga hati seperti menjaga istana.
- Jangan biarkan tamu tak diundang masuk: iri, sombong, riya, cinta dunia.
- Berikan seluruh isi hatimu hanya untuk-Nya.
- Karena Tuhan tidak mau berbagi. Dia cemburu. Dan cinta sejati memang harus eksklusif.
💖 Penutup: Hati untuk Tuhan, Titik
Tuhan tak meminta banyak. Dia hanya meminta satu hal: Hatimu.
Bukan sebagian. Bukan separuh. Tapi seluruhnya.
Jika kamu berikan hatimu sepenuhnya kepada Tuhan, maka dunia ini pun akan Dia atur untukmu. Tapi jika kamu berikan hatimu kepada dunia, kamu akan tersesat — dan dunia tak akan pernah cukup untuk mengisi kehampaan itu.
Maka mulai hari ini, ➡️ Bersihkan hatimu.
➡️ Isi dengan Tuhan.
➡️ Hidupkan dengan dzikir.
Sebab ketika hatimu penuh dengan Allah, maka seluruh hidupmu akan penuh makna.
🌟 Ingat: Hati adalah singgasana. Pastikan hanya Raja yang layak mendudukinya.
By: Andik Irawan